Xbintang indo, com Kabupaten Tangerang Pelaksanaan kegiatan reses anggota DPRD Provinsi Banten dari Fraksi PDIP Dapil IV Kabupaten Tangerang Wawan Sumarwan SH , di Perumahan Bukit Cikasungka, RT 03 RW 09, Kecamatan Solear, Jumat (24/10/2025), menuai sorotan. Alih-alih menyerap aspirasi, sejumlah warga justru pulang dengan wajah kecewa.
Acara yang dihadiri oleh Ketua RW Bambang, Babinsa, tokoh masyarakat, dan puluhan warga, awalnya berjalan lancar. Namun di penghujung kegiatan, suasana berubah dingin. Beberapa peserta dari RT 04 terlihat gusar dan menampakkan raut kecewa.
Salah satu warga, Paulus, yang datang bersama istrinya sejak pukul 13.00 WIB, mengaku menyesal telah meninggalkan usahanya di rumah demi menghadiri acara tersebut.
“Jujur pak, saya datang dari jam satu siang, nulis daftar hadir, tapi sampai selesai nggak ada apa-apa. Saya bukan berharap amplop, tapi kok seolah-olah warga cuma jadi pelengkap acara,” ungkapnya kepada awak media dengan nada getir.
Paulus mengaku, beberapa warga RT 04 lainnya pun menunjukkan ekspresi serupa. “Mereka pada kesal. Istri saya malah saya suruh pulang duluan. Jujur, saya kecewa dan kapok kalau ada acara seperti ini lagi,” tambahnya.
Senada, warga lain berinisial HL yang tidak mau di sebut nama nya juga mengaku kecewa. “Saya hadir dari siang sampai sore, kehujanan lagi. Lain kali kalau ada acara begini, saya mending di rumah saja,” ujarnya singkat.
Ketika awak media mencoba mengkonfirmasi Bambang, Ketua RW sekaligus panitia pelaksana, soal tidak adanya bingkisan atau transport untuk warga, ia justru menunjukkan dompetnya sendiri.
“Jujur pak, saya nggak dikasih anggaran sama dewan. Ini aja saya bantu seadanya dari saku pribadi,” kata Bambang, sembari mengeluarkan uang dari dompetnya.
Pernyataan itu menimbulkan tanda tanya besar: ke mana arah anggaran reses sebenarnya? Sebab, menurut keterangan Zarkasih, S.H., aktivis dan pemerhati kebijakan publik Kabupaten Tangerang, pemerintah telah menetapkan alokasi sekitar Rp702 juta per anggota DPRD untuk satu kali masa reses angka yang fantastis untuk kegiatan serap aspirasi di daerah pemilihan.
“Kalau benar tak ada dana untuk operasional kegiatan di tingkat warga, maka patut dipertanyakan transparansi dan mekanisme penyalurannya. Reses itu tujuannya menyerap aspirasi rakyat, bukan ajang seremonial tanpa makna,” tegas Zarkasih, yang juga bagian dari jaringan advokasi publik di Banten.
Ia menambahkan, sesuai aturan pemerintah dan mekanisme keuangan daerah, anggaran reses diperuntukkan bagi kegiatan penyampaian program, sosialisasi, serta kebutuhan teknis pelaksanaan kegiatan, bukan untuk kepentingan pribadi anggota dewan.
Zarkasih menilai, kejadian seperti di Bukit Cikasungka seharusnya menjadi evaluasi serius bagi Sekretariat DPRD Provinsi Banten dan pihak terkait dalam hal transparansi penggunaan dana publik. “Jangan sampai masyarakat merasa dikecewakan, sementara anggaran ratusan juta rupiah hanya menguap tanpa bekas,” ujarnya.
Warga berharap kegiatan reses berikutnya tidak lagi meninggalkan rasa kecewa, tetapi benar-benar menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat yang menjadi konstituen.
« Prev Post
Next Post »
