Berita Terbaru

Diberdayakan oleh Blogger.

* Miris,,! Seorang Anak Yatim Piatu Cacad Mental Ikut Paman Di Cisoka Jadi Pemulung , Demi Menyambung Hidup *








Kab. Tangerang, xbintangindo.com --

Melihat dari sisi kehidupan di perkampungan  berdirilah rumah yang sangat sederhana sekali , Di kampung Lukun Desa Cisoka Tangerang ,  tinggal seorang anak bersama paman nya yang sudah tua renta , yang lama ini di tinggalkan kedua orang tuanya , dengan aktivitas kesehariannya hanya jadi pemulung rongsokan ,


Mereka yang bekerja tanpa pamrih demi melangsungkan hidup meski kehidupan mereka sendiri jauh dari kata layak. 

Mereka menyusuri jalanan dengan tangan mengais sisa-sisa yang dianggap tak berharga oleh banyak orang. Di balik tumpukan barang bekas yang mereka angkut, tersimpan suara-suara lirih memendam harapan sederhana untuk hari hari  selanjutnya. dengan Tubuh yang dimiliki Cacad Mental dan  kurang  sempurna  makanan yang layak, dan secuil perhatian dari pemerintah. Suara kecil ini pantas didengar di tengah gegap gempita kota besar demi mencari rezeki di tengah hiruk pikuk kota. ketika ditemui di sela-sela 

pekerjaannya. dilokasi kami awak media Xbintang indo, com  berkesempatan mewawancarai beberapa narasumber ,

 

Salah satu narasumber yang kami temui dilokasi  Johani (73), seorang pria yang usianya sudah lewat baya, paman dari anak bernama Iyung (25)" anak itu tinggal dengan saya beberapa tahun ini semenjak di tinggalkan kedua orang tuanya , semenjak kecil dia tidak sekolah karena  memiliki Cacad Mental , dia sangat tekun melakukan pekerjaannya dari usia 10 tahun. Setiap pagi hingga sore, ia berkeliling menyusuri jalanan dan gang gang perumahan hingga  pinggir jalan raya , demi mengais rezeki dari barang-barang rongsokan seperti botol plastik, besi bekas, atau apapun yang bisa dijual kembali. Meski lelah selalu menyapa setiap langkahnya, ia tetap tegar menghadapi. kesehariannya dihabiskan dengan bekerja keras mengais barang-barang bekas untuk dijual kembali ke pengepul.


Dengan hasil timbangan sekitar Rp15, 000 atau 20,000 per hari dalam seminggu dua Jual , kami  tetap bersyukur atas rezeki yang diperoleh. "Namanya rezeki nggak akan ke mana," ""ucapnya Johani  dengan senyum sederhana.



masih Johani " Namun, perjuangan nya anak itu  bukan tanpa tantangan. Di balik senyum nya  tersimpan perjuangan berat yang terus ia hadapi. Salah satu kendala terbesar yang ia hadapi adalah harga barang yang terus fluktuatif, Dan bantuan pemerintah yang belum pernah ia rasakan. Maka, menjelang pergantian tahun ini, dirinya  tak berharap muluk-muluk. "Harapannya sehat terus aja,"  


Ia juga bercerita bahwa dalam beberapa tahun terakhir, bantuan langsung dari pemerintah nyaris tak pernah ia rasakan. seperti Bansos PKH , atau bantuan bantuan lain  "harapan kami semoga tahun depan ada bantuan dari pemerintah buat ngeringanin harga kebutuhan," tambahnya,

Previous
« Prev Post
Show comments
Hide comments

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *