oleh ustadz Suhendi
Menyikapi Pemberitaan Trans7 terkait Pondok Pesantren, Sesungguhnya bila dilihat dari Perspektif dan Etika jurnalistik bahwa Pesantren bukanlah produk yang dilahirkan atau dibesarkan oleh Jurnalistik.! Pemberitaan yang Nyinyir Trans7 sangat Menyudutkan dan menjatuhkan sekaligus Memfreming menfitnah Dunia Pesantren(Kyai) secara keseluruhan terhusus Pondok Pesantren Salafiyah..(Ahlussunah Waljama'ah). Ingat.!Semua Pesantren berdiri di Nusantara ini bukan bentukan Pemerintah apalagi Oleh Jurnalis, dari kecil hingga besar pesanntren Terus berjalan secara mandiri tanpa harus ketergantungan oleh fihak-fihak manapun..
Ustadz Suhendi
Justru Sebaliknya Pesantrenlah yang punya jasa besar bagi Bangsa ini, dimulai jaman Penjajahan hingga Kemerdekaan Bangsa Indonesia, Pesantren (Kyai) Sangat punya andil besar. Tidak terhitung Berapa jumlah Kyai, santri yang gugur dalam berjuang melawan Penjajah hingga Merdeka.! Mereka berjuang bukan hanya mengeluarkan Materi hingga Nyawa Kyai dan para Santrinya berguguran demi mempertahankan Nusantara dari Tangan-tangan Penjajah tanpa mengharapkan imbalan jasa atau bintang sebagai pejuang.! Mereka lebih bangga mendapatkan gelar gugur sebagai Syuhada.
Trans7 dengan seenaknya membuat berita dengan Narasi-Narasi Nyinyir memfreming menyudutkan Pesantren(Kyai).. Masya Allah...begitu teramat Jahat dan tidak bisa diterima dengan Akal Sehat, sehingga menimbulkan Pertanyaan.? Apakah Jurnalis yang meliput dan membuat pemberitaan itu tidak belajar Sejarah Bangsa ini ! Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Akhlak Moral bangsa ini sedang dipertaruhkan, dimana Perilaku Adab Sopan Santun generasi penerus Bangsa ini hampir Hilang.
Hormat patuh terhadap nasehat Orangtuapun sudah tidak lagi didengar, Para Pemimpin Negeri ini sudah tidak lagi dihormati dan tidak dihargai karena sudah meninggalkan Moral Etika /adab. Sehingga pertanyaan selanjutnya, pemimpin mana yang harus kita jadi Contoh panutan di Negeri ini..
Bagi Kami justru sosok Ulama/Kyailah yang hanya bisa kita jadikan Contoh Tauladan.
Mereka (Kyai) setiap hari mendidik mengajarkan pada santri-santrinya Akhlah Adab serta Karakter Manusia yang Hebat tanpa mengharapkan pujian dan Imbalan Apapun..
Pemberitaan Trans7 sangat ironi dan bertolak belakang dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Kyai memberikan Sodakoh apapun bentuknya tidak harus menunggu Anggaran dari APBN/APBD, melainkan mengeluarkan dari Anggaran Kantong sendiri.
Keluarga santri memberikan sesuatu pada Kyai apapun bentuknya itu merupakan rasa Keikhlasan tersendiri tanpa harus diatur atau dipaksa oleh Aturan dan tanpa hasil rapat sebagaimana tempat lainnya. Sesungguhnya itu merupakan bentuk Terimakasih kepada Kyai/guru karena telah mendidik Akhlak adab Putra-putrinya dengan Ikhlas dan penuh Tanggungjawab, walaupun Kyai tidak pernah mengharapkan Imbalan jasa dari santri dan kita tidak bisa mengukur jasa seorang Kyai dengan Materi.
Pesantren bagi santri adalah Rumah sendiri, jadi apapun yang ada dilingkungan Pesantren merupakan milik Santri juga. Ketika santri beraktifitas kerja gotong royong seperti, menyapu,mencuci dan pekerjaan lainnya itu merupakan layaknya membersihkan rumahnya sendiri, karena Kyai adalah orangtua sekaligus Guru bagi para Santri. Secara tidak langsung santri dibekali pendidikan agar menjadi manusia yang mandiri dan bertanggungjawab serta karakter perilaku patuh dan hormat pada Orangtua ketika santri pulang ke kampung halamannya..
Oleh karena itu dengan pemberitaan Trans7, kami tersinggung juga sangat marah.
Mohon Pemerintah harus turun tangan. Berikan saksi seberat beratnya pada Trans7 dan PIDANAKAN siapapun yang terlibat dalam pembuatan berita Framming Vidio fitnah yang menyesatkan terkait Pesantren yang akhirnya membuat gaduh Rakyat Negeri ini(Khususnya Para Santri).. Kasus ini bukan hal sepele bamun sudah masuk ke Fase propaganda untuk menimbulkan kebencian terhadap Ulama/Kyai Pesantren Indonesia..
INGAT.!
ULAMANYA HEBAT..
INDONESIA KUAT..
ULAMA DISERANG
INDONESIA HILANG...!
Salam..!!
...SOMASI...
(Solidaritas Masyarakat
Santri Indonesia)
Hendi Wong Serang
« Prev Post
Next Post »

